Ducati Percaya dan Berikan Kebebasan pada Rossi
Sabtu, 12 Mei 2012
Estoril - Meski belum juga nyetel dan memperlihatkan hasil yang bagus, Ducati tak kehilangan kepercayaan pada Valentino Rossi dan tim mekaniknya. Ducati justru percaya akan menemukan settingan motor yang pas untuk Rossi.
Sebelum ini, sempat tersiar kabar bahwa Rossi bakal pensiun pada akhir musim ini. Keputusan Rossi pensiun di antaranya dipicu oleh tak kunjung kompetitifnya Ducati. Dan demi menghindari pamornya rusak lantaran selalu terlempar di posisi belakang, menghentikan karier di dunia balap jadi opsi yang dipertimbangkan pembalap 33 tahun itu.
Namun, Rossi langsung membantahnya. Kepada Autosport, ia mengatakan bahwa kabar yang mengatakan dirinya bakal pensiun dari dunia balap pada akhir musim ini tidaklah benar.
Yang menjadi tantangan untuk Rossi dan Ducati kini adalah memperbaiki catatan mereka di lintasan. "Jelas, tantangannya adalah membangun sebuah motor yang disukai Valentino. Karena kami percaya bahwa motor yang disukai Valentino pasti bagus untuk pebalap lainnya juga," ujar chief technical Ducati Filippo Preziosi di Autosport.
"Kami mengikuti arahan yang disarankan Valentino. Tentu saja kami berusaha melakukan yang terbaik, namun saat ini masih belum mampu lebih cepat dari Honda. Tapi, jelas kami akan mengikuti jalan yang diinginkan Valentino," tegasnya.
Preziosi juga menambahkan bahwa ia memberikan kebebasan penuh kepada Jeremy Burgess, kepala tim mekanik Rossi, untuk berkreasi.
Sejak bergabung dengan Ducati di tahun 2011, Rossi tak pernah lagi bisa tampil kompetitif. Di musim tersebut dia malah dipaksa menjalani musim terburuknya dengan tidak sekalipun meraih kemenangan dan duduk di posisi tujuh klasemen akhir.
detik.com
"Pesawat Hanya Boleh Turun Sampai 8.000 Kaki"
VIVAnews - Sebelum menabrak tebing Puncak I Gunung Salak, pilot Sukhoi Superjet 100 sempat meminta izin turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki. Pilot senior Jeffrey menilai ini bukan persoalan utama.
Dia mengakui pesawat hanya boleh turun sampai minimum 8.000 kaki. Tapi, jika Air Traffic Control (ATC) sudah membolehkan, pilot legal untuk menurunkan pesawat di bawah ketinggian itu. Dalam kasus ini, Bandara Soekarno sudah mengizinkan Sukhoi untuk terbang di ketinggian 6.000 kaki.
Yang jadi masalah penting, kata pilot dengan pengalaman 15 tahun ini, mengapa alat pendeteksi tidak menyala ketika pesawat sudah dekat gunung. "Pasti ada tanda peringatan menginformasikan bahwa pesawat tidak dalam posisi baik," kata Jeffrey dalam diskusi 'Polemik: Tragedi Penerbangan Lagi' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 12 Mei 2012.
Selain itu, dia memperkirakan pesawat belum terkoneksi dengan database software negara Indonesia. Jika database sudah diperbarui, maka pilot akan mengetahui di mana letak gunung tinggi, ketinggian minimum yang harus dilalui jika berada di atas laut, maupun permukaan lain.
Apalagi, pilot dan kopilot Sukhoi merupakan pilot asing sehingga kurang mengetahui lokasi penerbangan. Diperparah tidak ada pendamping kedua awak pesawat itu. "Pendamping yang mengetahui wilayah penerbangan. Itu juga menjadi faktor utama."
Faktor lain, imbuhnya, adalah faktor cuaca. "Mungkin dia harus segera naik tapi karena ketutup awan jadi tidak sempat naik. dan akhirnya terjadilah," katanya.
Pesawat Sukhoi yang membawa 45 penumpang plus awak jatuh pada Rabu 9 Mei lalu setelah sempat hilang kontak sejak pukul 14.33 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)