Siswa SD Ini Temukan Alarm Ompol untuk Bayi

Senin, 12 September 2011



 Dua murid SD Pertiwi Medan, Sumatera Utara, Fira Fatmasiefa dan Bramastro Rahman Prasodjo menemukan alat unik untuk bayi. Alat itu adalah alarm ompol.

Ide pembuatan alarm ompol ini bermula dari cerita sang guru yang bermasalah dengan popok bayi. Sang guru gusar karena kulit bayinya mengalami iritasi karena ompol.

Fira yang merupakan murid kelas VI dan Bramastro yang duduk di bangku kelas IV memutar otak. Mereka berpikir bagaimana agar bayi tidak terlalu lama kena ompol yang menyebabkan iritasi.

Keduanya kemudian berkonsultasi dengan guru pembimbing mereka, Sunario Hasibuan. Arahan dari sang guru, keduanya diminta untuk berdiskusi dengan orang tuanya yang kebetulan seorang dokter. Namun, orang tua keduanya malah bingung dengan ide mereka. Akhirnya sang guru dan orangtua keduanya bertemu untuk membahas apa yang diinginkan Fira dan Bram.

Singkat cerita, dengan pendampingan orangtua dan gurunya, Fira dan Bram berhasil membuat “Wet Alarm for Baby”, alarm untuk bayi yang mengompol. “Kami ingin membuat alat yang bisa memberikan tanda bayi mengompol dengan sensor yang berasal dari air seni bayi,” kata Fira ditemani Bramastro di Jakarta.

Pada awalnya, alarm menggunakan lampu yang memberikan tanda saat bayi mengompol, namun kemudian dinilai tidak efektif. Misalnya, saat pembantu atau ibu sedang tidak didekat bayi, maka bayi yang mengompol tidak segera diketahui.

Akhirnya, tanda lampu itu diganti dengan alarm suara. Nah, bunyi suara awalnya seperti bunyi bel. Namun, karena dikira suara bel kemudian alarm diganti dengan suara khusus.

Alat ini terdiri dari dua bagian, yakni alarm unit dan sensor unit. Sensor unit diletakan di bawah pantat bayi. Sistem sensornya terbuat dari kancing tembaga yang dikaitkan dengan kabel. Ujung kabel ada alarm unit dengan model stop kontak.

Jadi, saat bayi mengompol, sistem sensor yang terkena air seni kemudian secara otomatis bekerja dan alarm menimbulkan bunyi. Setelah mengatahui bayi mengompol, alarm bunyi tinggal di off kan, seperti stop kontak pada umumnya.

Bagaimana efektivitas alat ini?
Alat ini sudah diuji coba di rumah sakit, tempat orang tua keduanya bekerja. Kebetulan kedua orang tuanya dokter spesialis. “Sudah diuji coba di rumah sakit secara massal,” jelas guru mereka, Sunario Hasibuan.

Hasil uji coba itu terbukti efektif dan tidak repot. Alat ini, menurutnya, sangat bermanfaat. Terlebih saat ini bayi yang memakai pampers, bisa terkena iritasi karena endapan ompol tidak segera diganti. “Bayi sekarang kalau mengompol, kadang tidak menangis, karena pakai pampers,” ujar Sunario.

Sunario tidak kaget dengan apa yang ditemukan oleh Fira dan Bramastro, karena memang keduanya berbakat dan aktif dalam belajar. “Tidak pernah berhenti bertanya, selalu tanya, sampai kadang saya ini bosan menjawabnya,” kata dia.

Rasa keingintahuan keduanya tampaknya sudah terjawab dengan penemuan alarm bayi ini. Keduanya memang berbakat dengan pernah menjurai kompetisi menari, sampai menulis cerpen. Karya Fira dan Bram ini menyabet penghargaan dalam kontes Junior Science Award 2011. 

Penemuan Ular Berkaki Empat Hebohkan Warga


 Masyarakat Dusun Kepuh, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambalipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dihebohkan dengan penemuan ular yang mempunyai kaki empat.  Ular itu ditemukan oleh Widoyo (35) yang sedang bekerja membenarkan septic tankdi rumah warga bernama Suroyo.

“Saat saya sedang menyelesaikan septic tank, saya melihat ada binatang seperti ular kecil, namun bergerak dengan empat kaki,” kata Widoyo, Minggu, 11 September 2011.

Ular kecil berkaki empat tersebut ditangkap dengan menggunakan botol air mineral. “Saya giring ular berkaki empat itu ke arah botol. Setelah masuk botol mineral itu saya tutup dengan sobekan plastik,” paparnya.

Sementara itu, sang pemilik rumah, Suroyo mengatakan ular berkaki empat itu kini telah dimasukkan ke dalam toples. Ular berkaki empat itu kata Suroyo sangat mirip dengan kadal. Namun ukuran kakinya tak sesuai dengan panjang ular yang mencapai sekitar 20 cm dengan besar sejari kelingking balita.

“Kakinya empat, namun kecil-kecil. Kaki itu berfungsi normal dan dapat berjalan dengan cepat. Tubuh ular juga ikut menggeliat layaknya ular kalau bergerak,”tandasnya

Temuan ular berkaki emat pada hari Rabu (7/9) langsung menyebar ke tetangga dan kampung sebelah sehingga warga penasaran dan ingin melihat ular berkaki empat tersebut. “Warga berbondong-bondong datang ke rumah  karena penasaran ada ular berkaki empat,” kata Suroyo.

Suroyo mengaku beberapa tetangga menyebut ular yang ditangkap tukang yang bekerja dirumahnya merupakan ular tanah. “Kata salah seorang pawang ular, nama ular tersebut adalah ular tanah. Namun anehnya mempunyai kaki empat,” tukasnya.

Sementara itu, Ketua RT, Slamet mengatakan sejak penemuan ular tesebut rumah Suroyo banyak didatangi warga yang penasaran bentuk ulat yang berkaki empat. “Hari Sabtu kemarin bahkan anak-anak SD Grogol datang untuk melihat ular berkaki empat itu,” ujar dia. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...