Belas Kasihan Donator, Sadiah Hidupi 6 Anak Lumpuh Layu

Senin, 08 Agustus 2011


DEPOK (Pos Kota) – Hidup dari belas kasih para donatur untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Kehidupan yang sangat berat dirasakan oleh Ny. Sadiah, 65, yang harus menerima kenyataan pahit ketika penyakit lumpuh layu mulai menyerang tubuh anaknya satu persatu dan dirinya. Sampai akhirnya keenam anaknya dari ke delapan anak yang terkena penyakit sampai sulit berjalan
Kesulitan hidup yang diemban Ny. Sadiah sebagai tulang punggung keluarga menghidupi ke kedelapan anaknya setelah ditinggal meninggal sang suami, Hamin Pupu, 70, meninggal karena sakit plek paru-paru dua tahun yang lalu.
Tidak hanya itu, ujian yang terus menimpah keluarga Ny. Sadiah pun sedikit demi sedikit selalu datang. Sehingga keenam anaknya pun mesti menanggung penyakit keturunan yaitu lumpuh layu di kaki yang mengakibatkan tidak bisa jalan normal.
Menurut Ny. Sadiah, pertama kali penyakit lemah layu ini diserang ke anak keduanya bernama Suryadi. Saat itu Suryadi masih berusia enam tahun, sempat dirawat di RS. Fatmawati. Karena tidak mempunyai biaya, Suryadi hanya dirawat selama 3,5 bulan.
Keputusasaan melanda Ny. Sadiah dan suaminya Hamin Pupu yang ketika itu berusaha membantu kesembuhan anak laki-lakinya dengan susah payah sampai menjual tanah keluarga untuk biaya berobat. Karena sudah menjalani berobat selama bertahun-tahun lamanya, tidak ada perkembangan kemajuan kesehatan kepada anaknya. “berbagai cara mulai dari pengobatan alternative hingga dokter hambling. Tidak ada kemajuan yang signifikan terhadap kesehatan anak saya. Sampai bapaknya meninggal karena memikirkan anaknya tersebut yang tidak kunjung sembuh,” ujar Sadiah kepada Pos Kota di rumahnya Gang Suhaemi, RT 05/02, Kel. Duren Mekar, Kec. Bojong Sari.
Namun penyakit ini mulai menyerang ke anak-anaknya, yaitu pada anak pertamanya bernama Marpuah, 42, Suryadi, 39, Khoirudin, 38, Sabrani, 32, Kholid, 28, dan yang terakhir Nyai Latifah 23. Sedangkan kedua anaknya yaitu Syafei, 36, dan Jarkasih Efendi, kondisi tubuhnya sehat tidak terkena penyakit.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya selalu dapat bantuan dari para dermawan, donator, dan juga sebuah yayasan yang selalu setiap dua bulan sekali mengirimkan tiga karung beras berukuran 50 Kg, dan dua kardua mie instan. Meskipun ujian berat yang dihadapi oleh keluarga Ny. Saidah, tidak membuat ibu delapan anak ini harus kehilangan semangat untuk menjalani kehidupan meskipun ada kekurangan dalam fisiknya.
Ada kebahagiaan tersendiri dalam hidup Ny. Sadiah, bisa melihat anak yang ketujuhnya, Zalkasih Efendi, 26, sudah menjadi seorang Sarjana lulusan Tarbiyah. “Bercampur senang dan bahagia meski harus memiliki kekurangan fisik, salah satu anak saya sudah berhasil menjadi mengakhiri pendidikannya dan menjadi seorang sarjana. itu semua berkat dari bantuan dan pertolongan partisipasi masyarakat yang telah niat baik untuk membantu kehidupan keluarganya yang serba kesulitan,” ungkap Sadiah sambil berkaca kaca saat melihat foto anaknya sewaktu prosesi wisuda.
Tidak lepas dari harapan, Ny. Sadiah (berjilbab sebelah kanan foto), beserta keenam anaknya yang terkena penyakit lumpuh layu juga ingin sehat kembali. Bisa merasakan seperti keluarga yang lainnya bisa hidup normal dan bisa berjalan seperti sedia kala. “Dari Dinas Sosial Pemkot Depok sudah memberikan bantuan berupa kebutuhan hidup sehari-hari. tapi dari Dinas Kesehatan Kota Depok belum ada sama sekali ada tindakan akan mengobati penyakit yang diidap keluarganya. Hanya berupa mengecek kondisi keadaan keluarganya saja bukan secara medis,” tegasnya.
Lihat sumber

Kontrasepsi Jangka Panjang Apa yang Aman Tapi Murah?

Ilustrasi dok: Thinkstock
TRIBUNNEWS.COM - Jika sudah berusia dalam kriteria kehamilan risiko terganggu, seorang ibu disarankan tidak menambah anak lagi (tidak hamil lagi). Untuk itu diperlukan suatu cara ber-kb yang efektif dan jangka panjang atau disebut juga dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang).
Dr Dhenok Maya Dewi, Petugas Kesehatan BKKBN Kepri menyarankan, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) disebutjuga IUD. Cara ini efektif dan berjangka panjang, bisa sampai 10 tahun. Cara kerjanya adalah mencegah bertemunya antara sel sperma dan sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan (kehamilan).
Waktu penggunaannya adalah setiap saat asal dipastikan tidak hamil. Yang termasuk cara ini adalah tubektomi/mow (medis operatif wanita) dan vasektomi/mop (medis operatif pria).
"Metode ini lebih efektif dibandingkan  metode  lain. Pada kb cara ini saluran sperma (mop) atau saluran telur (mow) dipotong kemudian diikat, sehingga sel telur tidak bisa bertemu dengan sel sperma," kata Dhenok.

Cara ini dapat dikatakan permanen, artinya harus benar-benar dilakukan dengan sukarela dan tidak ingin punya anak lagi. Kontap sangat praktis, karena sekali tindakan untuk selamanya.
Setelah tindakan ini, pada mow, ibu masih mendapat haid,dan pada mop, air mani masih tetap keluar seperti biasanya, tapi sudah tidak mengandung sel mani lagi, jadi tidak bisa menyebabkan kehamilan.
Untuk MOP, kini dapat dilayani secara gratis sebagai salah satu bentuk program BKKBN. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi kantor perwakilanBKKBN Provinsi Kepri. Salam KB 2 anak lebih baik.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...